Warga Sekapuk ke DPRD
[ Selasa, 21 Oktober 2008 ]
GRESIK - Dua hari pascaaksi, warga Sekapuk masih belum mendapatkan jawaban atas tuntutan mereka agar PT Polowijo Gosari membatalkan rencana penurunan alat berat ke pertambangan warga. Karena itu, warga akhirnya mengadu ke DPRD.
Mereka menyerahkan surat pernyataan. Menurut Nafiudin, mantan Kades Sekapuk, surat tersebut berisi permintaan warga agar DPRD bisa melanjutkan aspirasi mereka ke tingkat DPRD provinsi.
Selain belum memberikan jawaban, bentuk intimidasi masih dilakukan PT Polowijo. Perusahaan itu menyatakan akan mendatangkan bego. "Hingga kemarin kami masih menerima tekanan pendatangan alat berat tersebut," kata Nafiudin. Dia menambahkan, jika PT Polowijo tidak segera memberikan jawaban, warga Sekapuk akan kembali mengadakan aksi lebih besar.
Upaya untuk mengonfirmasi pihak Polowijo juga terus dilakukan Jawa Pos. Namun sayang, hingga kemarin sore (20/10), salah seorang pejabat yang berwenang untuk memberikan konfirmasi kepada media, yakni Bapak Rauf, masih belum bisa dihubungi.
"Bapak sedang meninjau ke lapangan. Nanti bisa dicoba dihubungi lagi jam satu," ujar salah seorang staf Rauf. Dia juga menjelaskan bahwa Rauf tidak memiliki ponsel. Saat Jawa Pos kembali menghubungi sekitar pukul satu siang, Rauf masih juga belum bisa dikonfirmasi. "Bapak masih belum pulang," ucap staf bersuara perempuan tersebut.
Wakil Ketua DPRD Gresik Munawi membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat itu melalui komisi C. "Selanjutnya, akan kami bahas dulu persoalannya," jelas anggota dewan dari FPDIP tersebut kepada Jawa Pos kemarin sore.
Seperti diberitakan kemarin, warga Sekapuk sudah jengah dengan niat PT Polowijo Gosari yang akan mendatangkan alat berat ke areal gunung batu kapur yang selama ini dikelola warga. "Jika dieksplorasi menggunakan bego, hanya bisa bertahan 20 tahun. Sedang jika oleh warga, bisa mencapai 100 tahun," terang Nafiudin.(pra/ib)
post link
Cetak Halaman Ini
Post a Comment